Pramono Anung, mantan Sekretaris Kabinet, dan Rano Karno, aktor sekaligus politisi, memenangkan Pilkada Jakarta 2024 dengan perolehan suara 50,07%. Pasangan ini mengusung visi “Jakarta Menyala” dengan 40 program percepatan (quick wins) yang dijanjikan akan direalisasikan dalam 100 hari pertama.
II. Capaian Program 100 Hari
Selama 100 hari pertama, beberapa program yang telah dijalankan antara lain:
- Penyerahan SK CPNS: Sebanyak 3.419 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menerima Surat Keputusan dan mulai bekerja pada awal Juni 2025.
- Peluncuran Aplikasi JakCare: Aplikasi ini diluncurkan untuk memudahkan warga Jakarta dalam mengakses layanan kesehatan.
- Perluasan Rute Transjabodetabek: Penambahan rute layanan Transjabodetabek untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah.

III. Survei Kepuasan Publik
Survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pramono Anung mencapai 60%, sementara Rano Karno memperoleh 60,5%. Angka ini berada di bawah beberapa gubernur lain di Pulau Jawa, seperti Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (94,7%) dan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X (83,8%).
IV. Kritik dan Evaluasi dari Masyarakat Sipil
Koalisi Masyarakat Sipil, yang terdiri dari Greenpeace Indonesia, Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK), Urban Poor Consortium (UPC), dan LBH Jakarta, memberikan rapor merah terhadap delapan program kerja Pramono-Rano. Mereka menilai bahwa program-program tersebut belum menyelesaikan masalah mendasar warga, seperti pelayanan publik yang lambat dan pengaduan masyarakat yang jarang ditanggapi. Koalisi ini juga mengkritik kebijakan yang dianggap mengulang pola lama dan mengesampingkan partisipasi warga serta urgensi lingkungan.
V. Tanggapan Pramono Anung
Menanggapi kritik tersebut, Pramono Anung menyatakan bahwa ia tidak mempermasalahkan anggapan yang menilai kinerja 100 harinya kurang memuaskan. Ia memilih untuk berkonsentrasi mewujudkan janji-janji kampanye bersama Rano Karno. Pramono juga menegaskan bahwa ia bukan sosok anti-kritik dan menganggap kritik sebagai hal yang sehat untuk perbaikan kinerja.
VI. Fokus pada Pengentasan Kesenjangan Sosial
Wakil Gubernur Rano Karno menyoroti disparitas sosial di Jakarta yang dianggap terlalu jomplang antara kaya dan miskin. Ia dan Pramono berkomitmen untuk mengentaskan kemiskinan dan tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada aspek sosial dan kesejahteraan masyarakat.
VII. Harapan dan Rekomendasi ke Depan
Meskipun terdapat capaian dalam 100 hari pertama, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Pramono Anung dan Rano Karno. Beberapa rekomendasi untuk ke depan antara lain:
- Meningkatkan Partisipasi Publik: Melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program untuk memastikan kebijakan yang inklusif dan sesuai kebutuhan warga.
- Mempercepat Reformasi Birokrasi: Meningkatkan efisiensi dan responsivitas pelayanan publik melalui reformasi birokrasi yang berkelanjutan.
- Fokus pada Pembangunan Berkelanjutan: Mengintegrasikan aspek lingkungan dalam setiap kebijakan untuk memastikan pembangunan yang berkelanjutan.
- Transparansi dan Akuntabilitas: Meningkatkan transparansi dalam pengambilan keputusan dan penggunaan anggaran untuk membangun kepercayaan publik.
VIII. Kesimpulan
Seratus hari pertama kepemimpinan Pramono Anung dan Rano Karno menunjukkan adanya upaya untuk merealisasikan janji kampanye dan menghadirkan perubahan di Jakarta. Namun, kritik dari masyarakat sipil dan tingkat kepuasan publik yang belum optimal menunjukkan bahwa masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Dengan komitmen untuk terus bekerja dan menerima kritik sebagai masukan, diharapkan kepemimpinan mereka dapat membawa Jakarta menuju arah yang lebih baik dan inklusif.
Baca Juga : Bocoran TikTok Beauty Fest 2025: Cara Daftar Jadi Host Live Shopping dan Keseruan yang Akan Datang